Buah Jamblang dan Kenangan Masa Kecil
Pagi ini, langit biru membentang di atas persawahan yang indah. Dengan langkah hati-hati, saya kembali menginjak tanah tempat bermain masa kecil dulu. Setiap jejak kaki saya, seperti sebuah panggilan kenangan dari masa lalu.
Sinar matahari pagi menyinari pepohonan jamblang yang rimbun, menampilkan daun-daun hijau yang bergoyang perlahan oleh angin sepoi-sepoi. Tanaman jamblang, atau yang sering disebut juga sebagai juwet atau anggur jawa masih setia berbuah dengan subur. Buah-buah kecil berwarna merah menyala tergantung di ranting-rantingnya, mengundang decak kagum dalam benakku.
Ketika mataku menyusuri barisan pohon jamblang, kenangan masa kecil pun merayap kembali. Waktu yang tak terhitung jumlahnya telah kulewati bersama teman-teman sejak dulu di sekitar rimbunnya daun-daun jamblang persawahan ini. Suara tawa ceria dan riuh kecil anak-anak yang berlarian untuk mengejar burung saat hujan, mencari ikan, mencari jamur padi dan lainnya
Namun, hari ini, walau anak-anak riuh itu telah menjauh, kehadiran jamblang yang tetap berbuah memberikan kilatan kebahagiaan yang tak tergantikan. Rasa haru pun menyelinap pelan, menyadarkan saya akan siklus alam yang terus berjalan. Tanaman yang dulu ada dan berbuah sekarang masih tetap ada memotret keceriaan kami, kini tetap tumbuh subur sebagai penjaga kenangan yang setia.
Saya pun meraih satu buah jamblang yang matang, mengingat aroma manisnya yang khas. Mengunyah buah itu seperti memakan sejumput kenangan, di mana setiap rasa manisnya seakan menciptakan lembaran baru dalam buku kisah hidupku.
Buah ini langka, selangka permainan tradisional yang digantikan yang lebih modern dan canggih digengaman. Mungkin sudah berbeda zaman.
Apakah kalian masih punya kenangan masa kecil ?
