Member-only story
Antrean Cuci Mobil di Akhir Ramadan dan Pelajaran dari Adolescence
Di penghujung Ramadan, salah satu rencana saya adalah mencuci mobil di tempat cuci mobil profesional. Maklum, saat Lebaran nanti, mobilitas pasti meningkat, dan istri saya menginginkan mobil yang bersih serta harum. Menurutnya, jika mencuci sendiri, hasilnya tidak akan sebersih dan sewangi di tempat profesional.

Saya berangkat sekitar pukul 11:30 siang dengan harapan bahwa di tengah hari antrean tidak akan terlalu panjang. Namun, dugaan saya keliru. Empat tempat cuci mobil yang saya datangi semuanya penuh. Akhirnya, saya menemukan satu tempat yang meskipun sudah tertulis “Penuh,” tetap memperbolehkan pelanggan menunggu jika bersedia. Melihat tempatnya yang teduh dengan banyak pohon serta adanya musala yang cukup besar, saya memutuskan untuk bertahan — meskipun harus mengantre di urutan ke-22. Ya, 22 mobil lagi sebelum giliran saya!
Untungnya, saya sudah mempersiapkan diri. Ada satu serial yang sedang ramai diperbincangkan di kalangan teman-teman guru dan sangat direkomendasikan di media sosial: Adolescence. Kebetulan, baterai ponsel saya masih cukup, jadi saya langsung memutar episodenya.
Serial ini, yang diciptakan oleh Jack Thorne dan Stephen Graham serta disutradarai oleh Philip Barantini, berlatar di lingkungan sekolah. Tokoh utamanya adalah Jamie, seorang anak berusia 13 tahun yang didakwa sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan seorang gadis di sekolahnya, Katie. Selain menggambarkan kejadian di sekolah, serial ini juga mengeksplorasi sudut pandang keluarga Jamie setelah ia didakwa.
Di episode keempat — yang merupakan akhir dari serial ini — belum ada penyelesaian pasti mengenai kasus tersebut. Namun, banyak momen reflektif yang membuat saya berpikir. Sebagai orang tua, saya belajar dari keluarga Jamie yang mulai mengevaluasi pola asuh mereka. Sebagai guru, saya merasa tertampar ketika Jamie, dalam wawancaranya, mengungkapkan berbagai kejadian yang terjadi di sekolah — bullying, pelecehan seksual, dan pengalaman traumatis lainnya — yang mungkin tidak pernah kita sadari sebagai pendidik.
Serial ini benar-benar menguras emosi dan sangat relevan bagi banyak kalangan — orang tua, guru, serta para aktivis sosial. Adolescence bisa menjadi bahan diskusi yang kaya untuk memahami lebih dalam isu-isu yang dihadapi anak-anak dan remaja di lingkungan sekolah dan keluarga.
Tak terasa, saya berhasil menyelesaikan serial ini (karena memang sudah mencicilnya sejak kemarin), dan saat itu juga, mobil saya akhirnya selesai dicuci.
Sama seperti mobil yang kini bersih, Ramadan pun telah usai, membawa harapan agar semua yang telah kita upayakan — baik ibadah maupun kebaikan lainnya — diterima oleh Allah. Semoga kita kembali dalam keadaan fitrah.
Selamat Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin.
Salam untuk keluarga! ✨